KONDISI SEKITAR JALAN MALIOBORO PASCA TERKENA DAMPAK
ABU VULKANIK GUNUNG KELUD 14 FEBRUARI 2014
Banyak yang memaknai meletusnya Gunung Kelud sebagai bencana. Padahal jika ditinjau dari ilmu kebumian, peristiwa ini merupakan pergerakan bumi yang normal terjadi. Yang menyebabkan orang berfikiran ini bencana adalah karena hasil dari letusan ini melebihi batas normal yang dapat mengganggu aktivitas manusia.
In front of "Pasar Kembang" |
Gambar di atas di
ambil pada hari pertama terkena dampak hujan abu dari Gunung Kelud sekitar
pukul 09.00 WIB. Kondisi dari lingkungan sekitar Jalan Malioboro terlihat tidak
kondusif. Maka jalan menuju Malioboro di tutup. Tetapi di sini terlihat
beberapa petugas POLANTAS menggunkan mantel dan masker untuk berjaga. Ini
disebabkan udara dan lingkungan sekitar telah tercemar oleh abu vulkanik yang
berupa debu yang berukuran sangat kecil/halus ini dalam jumlah yang melebihi
batas, sehingga mengganggu aktivitas manusia biasanya. Jarak pandang terjauh
hanya mencapai 5 meter. Dan bau menyengat belerang sangat menyengat di hidung.
Menyebabkan orang-orang pada hari itu memilih tetap tinggal di dalam rumah.
Keadaan Jalan
Malioboro hari ke-2 setelah di buka. Para pengendara kendaraan bermotor
menghidupkan lampu. Lampu kota maupun lampu kabut pada kendaraan roda empat.
Jalan juga masih diselimuti abu tebal yang membuat jalan licin saat di lewati.
Dan toko-toko belum ada yang buka.
Malioboro tourism |
Para pelancong dari
luar negeri ikut merasakan dampak abu dari Gunung Kelud dan terlihat masih
menikmati liburannya.
Together cleaning the road |
Kegiatan gotong
royong oleh para relawan dari berbagai lapisan masyarakat pada hari Minggu 6
Februari 2014.
Dengan menyiram seluruh bagian badan jalan kemudian menyapu dan setelah itu
dimasukkan dalam karung. Pada saat seperti ini, siapa pun sangat berharap hujan
air. Karena air dapat memadatkan abu yang bertebaran di udara dan membuat udara
kembali segar.
0 komentar:
Posting Komentar